Jumat, 03 April 2015

Metode Operasi Ritel Dan Perencanaan Strategi Manajemen Ritel

Metode Operasi Ritel
Metode Operasi Ritel memiliki di bagi menjadi 3 macam bentuk yaitu :

1.      Ritel Dalam Bentuk Toko
Fungsi Retail
Ritel yang merupakan tahap akhir dari prosesnya distribusi dengan dilakukannya penjualan secara langsung kepada konsumen akhir. Bisnis retail yang berfungsi sebagai perantara distributor dengan konsumen akhir, retailer ini berperan sebagai penghimpun barang. Pada intinya retail berperan sebagai dari penentu eksistensi dalam barang yang telah di manufacture di pasar konsumsi.
Karakteristik dan Tipologi
      2 macam karakteristik dan tipologi retail yaitu :
A.    Karakteristik
·         Small enough quantity ( partai kecil dalam jumlah secukupnya agar dapat di konsumsi sendiri dalam periode tertentu )
·         Impulse Buying ( kondisi yang sudah di buat dari ketersediaan barang dalam jumlah pas dan jenis yang sangat variatif sehingga menyebabkan banyak pilihan terhadap konsumen )
·         Store Condition ( kondisi lingkungan dan interior di dalam toko )

B.     Tipe Bisnis Retail
Klasifikasi retail yang berdasarkan :
Kepimilikan ( Owner )
·         Single store retailer ( Tipe yang paling banyak jumlah nya dengan ukuran toko biasanya di bawah 100 m² )
·         Rantaii Toko retail ( toko retail yang mempunyai banyak cabang dan dimiliki oleh institusi perseroan )
·         Toko Waralaba ( toko yang dibangun bersarkan dari kontrak kerja sama waralaba antara terwalaba dengan pewaralaba )


Merchandise Category :
·         Departement Store ( yang menjual kebutuhan pokok, fashionable, bermerek, dengan 80% pola konyiyasi )
·         Grocery Store / Toko SErba ada ( yang menjual barang grosir dalam sehari – hari )
·         Hyperstore ( yang menjual barang dalam kategori barang yang sangat luas )
·         Specialty Store / Toko Khas ( yang menjual satu jenis kategori barang yang relative sedikit / sempit )
Luas Area Sales :
·         Small Store / Kios ( yang umumnya merupakan toko retail tradisional dan di operasikan sebagai usaha kecil dengan sales kurang dari 100 m² )
·         Minimarket ( yang di operasikan dengan luasan sekitar 100 – 1000 m² )
·         Supermarket ( yang di operisikan dengan luasan sekitar 1000 – 5000 m² )
·         Hypermarket ( yang di operasikan dengan luasan sekitar kurang lebih dari 5000 m² )
Non-Store Retailer :
·         Multi level Marketing ( MLM ) : Model penjual barang secara langsung yang menggunakan system komisi penjualan berperingkat berdasarkan status keanggotaan di dalam distribution lines
·         Internet / Online Store ( E-Commerce ) : Toko retail di dunia maya yang mengunakan internet ke dalam bentuk online retailing

2.      Ritel dalam bentuk bukan toko
Agar Dapat menemukan pola – pola bisnis ritel secara e-commerce secara lebih terperinci lagi mendefinisakn E-Commerce sebagai “suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronis yang memfokuskan diri terhadap transaksi bisnis berbaris individu dengan menggunakan internet sebagai pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi ( B to B ) maupun antar institusi dan konsumen langsung (B to C)
Terdapat 4 elemen permasalahan inti dalam perdangan retail yaitu:
·         Mendapatkan produk yang tepat
·         Tempat yang tepat
·         Waktu yang tepat
·         Harga yang tepat

3.      Ritel waralaba
Ritel waralaba ini adalah perusahaan perwaralaba ( franchisor ) yang sudah menyidiakan segala sesuatunya untuk mendukung para investor ( terwalaba / franchise ) termasuk survey, metode marketing dan promosi, desain interior, standar kerja dan lain sebagainya. Dalam buku yang berjudul Megatrends ( John Naisbit ) disitu tertulis bahwa waralaba adalah konsep marketing yang paling sukses dalam sejarah umat manusia. Menurut di USA, setiap 8 menit lahir satu outlet waralaba. Dari situ konsep waralaba ini kemudian merambah sampai ke Indonesia. Tingkat kesuksesan waralaba di Indonesia hanya mencapai 60% saja, sedangkan di USA dapat mencapai 90%. Dalam hal ini, menurut Amir Karamoy, ketua waralaba dan lisensi Indonesia yang juga pemilik konsultan AK & Partners, telah menyatakan bahwa terjadinya perbedaan tingkat kegagalan yang sangat mencolok antara warlaba local disbanding warlaba asing. Tingkat kegagal warlaba local ini sudah berkisar antara 50 – 60%, sedangkan warlaba asing di Indonesia hanya berkisar 2% - 3% saja.
Beberapa factor penyebab terjadinya kegagalan dalam waralaba yang paling utama adalah kegagal untuk meraih target penjualan yang memadai, hal ini biasanya karena tempat usaha yang kurang strategis, sedangkan factor lainnya adalah kurangnya support dari penjual franchise kepada franchisee dalam dukungan promosi.
Oleh karena itulah bermunculan franchise yang bergerak dibidang makanan seperti berasal dari luar negeri contohnya seperti : KFC, McDonnald, Pizza Hut dan lain lain. Sedangkan dari local ( Indonesia ) antara lain : RedCrispy, Bakmi Raos, Ayam Lepaaas dan lain sebagainya. Karena merupakan kebutuhan paling pokok manusia maka banyak orang yang membuat franchise dalam bisnis usaha makanan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membeli waralaba :
·         Perlunya mencocokan pas atau tidaknya bisnis waralaba, karena membangun bisnis dapat dikatakan sesuatu yang harus memerlukan konsentrasi, focus dan persistensi yang tinggi
·         Waralaba sering dilihat sebagai bisnis yang lebih kecilnya resiko nya, memberikan peluang pengusaha untuk membuka bisnis sendiri dengan dukungan dari peralawaba, sebab warlaba tidak selalu cocok untuk semua orang
·         Adanya ketertarikan dalam bisnis waralaba karena waralaba sebuah pilihan yang bagus untuk para pembisnis / pengusaha pemula, di karenakan waralaba memungkinkan untuk menanamkan uang dalam suatu system yang sudah mapan, telah dicoba, teruji dan terbukti keberhasilannya

Perencanaan Dan Strategi Manajemen Ritel
Dalam perencanaan dan strategi manajem ritel ini sudah banyak macam nya dalam dunia bisnis pemasaran, salah satu strategi yang dari dulu sampai sekarang adalah pemasaran dengan system retail atau eceran. Yang di maksud dari pemasaran dengan system retail atau eceran adalah segala kegiatan jual beli yang bertujuan menyalurkan barang kepada konsumen akhir, agar memenuhi kebutuhan pribadi para konsumen. Sebagian besar dari pengusaha memilih untuk menggunakan strategi tersebut, dikarenakan mempunyai peluang pasar yang paling potensial datang dari konsumen akhir, yang membeli suatu produk untuk keperluan para manusia sehari hari, contohnya seperti semangkin banyak nya minimarket sampai bisnis retail yang sudah besar seperti Matahari, Alfamart, Indomaret yang sering di kunjungi oleh para konsumen karena produk yang terjamin kualitas dan harganya yang sesuai.
            Untuk karena itu ada beberapa tips untuk para calon pengusaha atau pembisnis retail agar memenangkan pasar yaitu :
1.      Tentukan target pasar. Sebisa mungkin tentukan target konsumen yang ingin di jangkau oleh para pembisnis karena bisnis ritail biasa menawarkan berbagai produk kebutuhan masyarakat, misalnya memutuskan harga yang pas untuk para konsumen menengah kebawah dan menyediakan produk dengan kualitas yang bagus untuk para konsumen menengah ke atas.
2.      Ciptakan loyalitas pelanggan. Memiliki konsumen yang loyal, sangat mempengaruhi penignkatan pemasaran dan hal ini merupakan strategi yang tepat. Dengan adanya konsumen yang loyal juga dapat membantu bisnis dari para pesaing. Misalnya membuat program – program promosi yang dapat meningkatkan pelanggan yang loyal contohnya seperti memberikan kartu diskon bagi para member, atau juga mengadakan event promosi setiap akhir pecan.
3.      Memilih lokasi usaha yang strategis. Pemilihan lokasi usaha termasuk sangat mempengaruhi tingkat penjualan pada bisnis retail. Misalnya membuka tempat fotocopy atau printer yang terdekat dari tempat perkuliahan atau sekolahan.
4.      Mecantumkan brand pada setiap produk. Penanaman image kepada para konsumen menjadi cara pas untuk memasarkan bisnis retail agar dapat mudah di ingat oleh para konsumen yang biasa membeli produk tersebut.
5.      Berikan pelayanan prima kepada konsumen. Perlu di ingat untuk para pembisnis atau pengusaha istilah dari pembeli adalah raja karena hal ini memberikan masukan kepada setiap para pelaku untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumen, biasakan dengan melakukan 3S 1A ( Sambut, Senyum, Sapa dan Antusias) terhadap para konsumen yang berkunjung.








Daftar Pustaka link :