Kamis, 12 Maret 2015

Perencanaan & Manajemen Ritel

Perencenaan & Manajemen Ritel

A. Gambaran Umum tentang ritel
Pengertian Ritel
Manajemen Ritel berasal dari bahasa Perancis ‘ritellier’ , yang artinya memecahkan ato memotong sesuatu. Lebih tepatnya yaitu pengaturan keseluruhan dari factor – factor yang berpengaruh proses perdagangan dan dari semua aktivitas pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada masyarakat.
Klasifikasi Retail
            Klasifikasi retail yang menurut Pintel dan Diamond (1971) itu bisa di klasifikasi dalam banyak cara. Ada 3 bagian dari klasifikasi ritel yang dimaksudnya yaitu,
·         Klasifikasi Deskriptif yang dari pasar ritel sebagai 2 tipe yaitu, tipe keragaman barang yang dapat di jual secara bagus dan tipe kepemilikan

·         Klasifikasi Strategic dimana pasar ritel yang dapat di bedakan berdasarkan strategi yang di gunakan yaitu: Margin / turnover strategy , retail price and service strategy, gross margin dan strategic group classification

·         Klasifikasi Tingkat pelayanan contoh seperti toko electronic, toko perihasan, butik, dll
Fungsi Ritel
            Ritel itu merupakan tahap dari akhir proses distribusi dan dilakukannya penjualan langsung pada konsumen ada juga bisa bila dimana bisnis ritel ini sangat berpengaruh / berfungsi sebagai perantara antara distributor terhadap konsumen akhir, ritel juga berperan sebagai penghimpun barang. Ritel memiliki factor – factor yang sangat berpengaruh terhadap bisnis ritel adalah 4P yaitu:
·         Place
·         Price
·         Product
·         Promotion




Ruang Lingkup Bisnis Retail
            Penjualan barang secara fisik itu bukan hanya bagian dari bisnis retail, ada juga ruang lingkup bisnis retail yaitu penjualan secara jasa, penjualan secara jasa ini biasa disebut dengan ‘Real Service’, dan bila penjualan barang secara fisik disebut dengan ‘Complementary Service’, yang merupakan layanan secara pesan antar, fasilitas kredit dan jaminan leasing. Pengertian dari bisnis retail ini bukan hanya sekedar penjualan yang tidak menggunakan tempat khusus dalam proses jual beli dan direct selling, tetapi juga dapat sebagai retailer yang biasa disebut grosir, manufacture dan wholesaler.
B. Proses Perencanaan & Manajemen Ritel
            Dari sekian banyaknya para konsumen yang memilih retail store biasanya mempertimbangkan terlebih dahulu , dari segi ini dapat artikan bahwa ada sebabnya yaitu karena factor kebutuhan perekonomian masyarakat yang harga yang melonjak naik. Ada pun konsumen yang kebutuhan nya emosional yang di bisa di artikan seperti gengsi ( malu ) yang kadangkala mempengaruhi kebutuhan tersebut.
            Ada faktor – faktor ekonomi yang relevan bila memilih retail store antara lain :
1.      Harga
Ada retail store yang mesang harga mati ( tidak bisa tawar ) contohnya seperti supermarket dan department store, dan ada pula yang menetapkan harga yang fleksibel ( dapat di tawar ) contohnya seperti discount store dan pasar – pasar tradisional
2.      Kemudahan
Kemudahan bila dimana calon pembeli ( konsumen ) dan pengunjung bila dapat kemudahan parker dan dapat cepat pergi setelah membayar barang yang di beli tersebut.
3.      Nilai yang ditawarkan
Yang artinya perbedaan dari total customer value dan total customer cost. Total constumer value adalah sekumpulan manfaat yang di inginkan para pelanggan dari produk maupun jasa, yang meliputi produk value ( kendalaan, daya tahan atau keawetan, untuk bekerja.sedangkan service value yaitu seperti ( penyerahan barang, responsife, empati dan dapat di percaya). Dan terakhir yaitu image value ( citra perusahaan ). Total costumer cost adalah terdiri dari harga yang di bayarkan seperti biaya tenaga dan biaya waktu.


4.      Jasa – jasa khusus yang ditawarkan
Pengiriman barang secara gratis, mengembalikan atau menukar barang yang sudah di beli dan pembelian secara kredit, hal ini mencakup dengan jasa – jasa khusus dari perusahaan tersebut yang dipromosikan kepada calon pembeli/konsumen.
5.      Sistem informasi Ritel
Sistem informasi ritel ( SIM ritel ) adalah susatu system yang dikembangkan menggunakan pedekatan ytang berbasis pada pemanfaatan teknologi dan peralatan system – system yabg terpadu agar dapat mengolah data yang menjadi penyedia informasi untuk menunjang semua aspek kegiatan yang berhubungan dengan operasiopnal, manajemen analisis. Dalam pengendalian usaha bisnis diperlukan pengawasan yang baik, di karenakan dimana arus data barang dagangan dan uang berputar sangat cepat. Disni terdapat bentuk dalam melakukan pengendalian dan pengawasan yang baik, yaitu dengan melukannya pencatatan data – data barang, harga, dll sebagainya secara teratur dan tertib, ada juga penyuguhan informasi dalam bentuk system pelaporan secara akurat dan tepat waktu sehingga dapat memberikan manfaat yang baik bagi setiap keputusan yang di ambil. Secara umum SIM ritel tidak berbeda dari system informasi manajemen lainnya, yang meliputi
·         Tingkatan informasi untuk proses transaksi, yang befungsi sebagai inquiry response, biasanya tingkatan ini menjadi tanggung jawab dari staf atau clerk perusahaan.
·         Tingkatan informasi untuk perencanaan operasional, pengendalian atau pengambilan keputusan biasanya tingkatan ini dibutuhkan oleh lower management untuk pengambilan keputusan
·         Tingkatan informasi untuk perencanaan taktis dan pengambilan keputusan, Middle Management adalah salah satu untuk pengambilan keputusan apa bila sudah mendapat informasi yang baik dan segera akan melakukan perencanaan keputusan contohnya pembuatan anggaran dari penentuan jenis dan harga barang.
·         Tingkatan informasi untuk perencanaan strategis, kebijakan dalam pengambilan keputusan. Tujuan nya adalah demi kemajuan dalam perusahaa oleh karena itu di butuhkan infromasi yang berkaitan dengan kinerja dalam perusahaan dan keadaan lingkungan luar perusahaan. Dalam tingkatan ini hanya ditentukan oleh Top Management.





Daftar Pustaka

http://okeem.blogspot.com/2013/01/gambaran-umum-tentang-manajemen-ritel.html

https://kartikagaby.wordpress.com/2013/06/19/pengertian-dan-manajemen-ritel/